Kesimpulan
Secara umun coaching didefinisikan sebagai
sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan
sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee
(Grant, 1999).
Dalam konteks pendidikan,
keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala
kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai
manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi
pembelajaran antara guru dan murid, murid memiliki kebebasan untuk menemukan
kekuatan dirinya dan guru berperan sebagai pamong dalam memberikan tuntunan dan
memberdayakan agar murid menemukan kekuatan dirinya.
Adapun paradigma, prinsip dan kompetensi inti
coaching yaitu:
Paradigma berpikir coaching (1) Fokus pada
coachee/rekan yang akan dikembangkan, (2) Bersikap terbuka dan ingin tahu, (3)
Memiliki kesadaran diri yang kuat, (4) Mampu melihat peluang baru dan masa
depan.
Prinsip Coaching: (1) Kemitraan, (2) Proses
kreatif dan (3) Memaksimalkan potensi.
Kompetensi Inti Coaching: (1) Mengajukan
pertanyaan, (2) Mendengarkan dengan aktif dan (3) Kehadiran penuh.
Coaching dapat dilakukan dengan alur TIRTA yang
terdari dari Tujuan awal dimana kedua pihak coach dan coachee
menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Identifikasi
dimana coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan,
dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi. Rencana aksi
dimana pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat. Tanggung
jawab dimana membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah
selanjutnya.
Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir
Coaching
Dengan paradigma berpikir coaching, kita akan
meningkatkan peran kita di sekolah sebagai seorang supervisor. Prinsip
supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi kemitraan,
proses kolaboratif antara supervisor dan guru, konstruktif bertujuan
mengembangkan kompetensi individu, terencana, reflektif, objektif, informasi
diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati, berkesinambungan,
komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik.
Supervisi Akademik bertujuan agar
pembelajaran berpihak pada murid, pengembangan kompetensi guru. Untuk mendorong
pengembangan kompetensi guru kepala sekolah perlu mengidentifikasi kebutuhan
akan pengembangan diri. Di sinilah coaching berposisi sebagai pendekatan yang
memberdayakan.
Refleksi
Coaching untuk supervisi akademik sejalan
dengan salah satu peran guru penggerak yaitu menjadi coach bagi guru lain.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru berdaya
menuntun rekan sejawatnya dalam merefleksikan pengalaman belajar mereka
sendiri, memberikan pertanyaan mendalam untuk memicu keterampilan berpikir
secara mendalam saat mengevaluasi proses berpikirnya terkait belajar,
pencapaian tujuan dan pemecahan masalah.
Setelah mempelajari materi terkait
coaching saya merasa terinspirasi untuk segera menerapkannya di sekolah supaya
pembelajaran berpihak pada murid dan supaya dapat mengembangkan kompetensi diri
guru. Setelah melakukan praktek coaching denga rekan CGP saya merasa tertantang
untuk menggali pengalaman dalam mengatasi masalah dan membuat pertanyaan
berbobot. Saya belajar untuk tidak menghakimi, mengasumsi atau mengasosiasikan
cerita coachee dengan apapun.
Saya mendapatkan suatu pencerahan dalam
mempelajari materi coaching untuk supervisi akademik. Terutama dalam memecahkan
masalah murid, sebagai guru saya menuntun agar murid berdaya dalam memecahkan
masalahnya sendiri tanpa diperintah atau diberi tahu.
Kaitan dengan
modul lain
Coaching menuntun murid atau rekan sejawat
untuk menemukan kekuatan dalam dirinya. Bahwa murid telah memiliki kekuatan
dalam dirinya baik lahir maupun batin.
Pendekatan ini sejalan dengan pengakuan terhadap kemajemukan dalam hal
minat, kesiapan dan profil belajar murid dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Maka coaching merupakan upaya untuk menggali potensi yang beragam tersebut.
Selanjutnya, salah satu kompetensi dalam
coaching yaitu kehadiran penuh berkaitan erat dengan pembelajaran sosial dan
emosional. Dimana kehadiran penuh menjadi dasar pengembangan lima Kompetensi
Sosial dan Emosional. Salah satu dari lima KSE yaitu kesadaran diri menjadi
prinsip dalam melakukan coaching yaitu kemitraan.
Kaitan coaching
dengan peran sebagai pemimpin pembelajaran
Salah satu kompetensi inti coaching ialah
mengahukan pertanyaan berbobot. Hal ini sejalan dengan peran guru sebagai
pemimpin pembelajaran yang mengadopsi kerangka berpikir inkuiri apresiatif.
Guru lugas dalam mengemas pertanyaan-pertanyaan yang mengungkap potensi,
kekuatan atau aset individu atau sekolah demi pencapaian tujuan dan pemecahan
masalah. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru diharapkan mampu berperan sebagai
pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh, kembang dan mekarnya murid.
Di sinilah letak simpul yang menguatkan antara pendekatan coaching yang
memperkuat peran guru sebagai pemimpin pembelajaran. Keduanya sama-sama
berfokus pada kekuatan atau aset yang dimiliki.