Rabu, 24 Juli 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 

Kesimpulan

 

Secara umun coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).

Dalam konteks pendidikan, keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid memiliki kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan guru berperan sebagai pamong dalam memberikan tuntunan dan memberdayakan agar murid menemukan kekuatan dirinya.

Adapun paradigma, prinsip dan kompetensi inti coaching yaitu:

Paradigma berpikir coaching (1) Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, (2) Bersikap terbuka dan ingin tahu, (3) Memiliki kesadaran diri yang kuat, (4) Mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Prinsip Coaching: (1) Kemitraan, (2) Proses kreatif dan (3) Memaksimalkan potensi.

Kompetensi Inti Coaching: (1) Mengajukan pertanyaan, (2) Mendengarkan dengan aktif dan (3) Kehadiran penuh.

Coaching dapat dilakukan dengan alur TIRTA yang terdari dari Tujuan awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Identifikasi dimana coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi. Rencana aksi dimana pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat. Tanggung jawab dimana membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya.

 

 

 

 

Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

Dengan paradigma berpikir coaching, kita akan meningkatkan peran kita di sekolah sebagai seorang supervisor. Prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi kemitraan, proses kolaboratif antara supervisor dan guru, konstruktif bertujuan mengembangkan kompetensi individu, terencana, reflektif, objektif, informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati, berkesinambungan, komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik.

Supervisi Akademik bertujuan agar pembelajaran berpihak pada murid, pengembangan kompetensi guru. Untuk mendorong pengembangan kompetensi guru kepala sekolah perlu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri. Di sinilah coaching berposisi sebagai pendekatan yang memberdayakan.

 

Refleksi

Coaching untuk supervisi akademik sejalan dengan salah satu peran guru penggerak yaitu menjadi coach bagi guru lain. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru berdaya menuntun rekan sejawatnya dalam merefleksikan pengalaman belajar mereka sendiri, memberikan pertanyaan mendalam untuk memicu keterampilan berpikir secara mendalam saat mengevaluasi proses berpikirnya terkait belajar, pencapaian tujuan dan pemecahan masalah.

Setelah mempelajari materi terkait coaching saya merasa terinspirasi untuk segera menerapkannya di sekolah supaya pembelajaran berpihak pada murid dan supaya dapat mengembangkan kompetensi diri guru. Setelah melakukan praktek coaching denga rekan CGP saya merasa tertantang untuk menggali pengalaman dalam mengatasi masalah dan membuat pertanyaan berbobot. Saya belajar untuk tidak menghakimi, mengasumsi atau mengasosiasikan cerita coachee dengan apapun.

Saya mendapatkan suatu pencerahan dalam mempelajari materi coaching untuk supervisi akademik. Terutama dalam memecahkan masalah murid, sebagai guru saya menuntun agar murid berdaya dalam memecahkan masalahnya sendiri tanpa diperintah atau diberi tahu.

Kaitan dengan modul lain

Coaching menuntun murid atau rekan sejawat untuk menemukan kekuatan dalam dirinya. Bahwa murid telah memiliki kekuatan dalam dirinya baik lahir maupun batin.  Pendekatan ini sejalan dengan pengakuan terhadap kemajemukan dalam hal minat, kesiapan dan profil belajar murid dalam pembelajaran berdiferensiasi. Maka coaching merupakan upaya untuk menggali potensi yang beragam tersebut.

Selanjutnya, salah satu kompetensi dalam coaching yaitu kehadiran penuh berkaitan erat dengan pembelajaran sosial dan emosional. Dimana kehadiran penuh menjadi dasar pengembangan lima Kompetensi Sosial dan Emosional. Salah satu dari lima KSE yaitu kesadaran diri menjadi prinsip dalam melakukan coaching yaitu kemitraan.

Kaitan coaching dengan peran sebagai pemimpin pembelajaran

Salah satu kompetensi inti coaching ialah mengahukan pertanyaan berbobot. Hal ini sejalan dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang mengadopsi kerangka berpikir inkuiri apresiatif. Guru lugas dalam mengemas pertanyaan-pertanyaan yang mengungkap potensi, kekuatan atau aset individu atau sekolah demi pencapaian tujuan dan pemecahan masalah. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh, kembang dan mekarnya murid. Di sinilah letak simpul yang menguatkan antara pendekatan coaching yang memperkuat peran guru sebagai pemimpin pembelajaran. Keduanya sama-sama berfokus pada kekuatan atau aset yang dimiliki.


TUGAS INDIVIDU KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3   Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari mod...