Senin, 11 Oktober 2021

Guru Juga Perlu Belajar

  

Di kalangan guru masih ada anggapan bahwa guru tidak perlu belajar lagi. Yang belajar adalah peserta didik sedangkan guru hanyalah mengajar. Karena nyatanya peserta didik itu berada pada kondisi belum tahu apa-apa atau belum tahu banyak. Sehinga perlu terus didorong untuk belajar dan mencari tahu banyak hal. agar pada gilirannya nanti peserta didik sampai pada level cukup berpengetahuan untuk kembali ke tengah masyarakat. Anggapan seperti ini sedikit banyak diyakini oleh para guru.

Dalam pandangan para guru yang sudah cukup berpengalaman merasa bahwa apa yang sudah mereka terapkan hingga saat ini sudah cukup valid dan dapat diterima oleh peserta didik. Bahkan tak jarang ada oknum guru juga yang kelewat bangga apabila ada muridnya yang berhasil. Jika sudah dapat diterima dengan baik, tentu tinggal dipertahankan saja. Tidak perlu membuang waktu lagi untuk mempelajari hal-hal baru. Hal-hal demikian hanya membuat diri sibuk saja, yang terpenting itu tetap mengajar dan gaji tetap jalan.

Anggapan bahwa guru tidak perlu belajar lagi adalah sesuatu yang konyol dan keliru. Di dalam dunia yang terus berkembang, segala aspek kehidupan juga  terus berkembang dan bergerak maju termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan. Sekolah sebagai penyelenggara Pendidikan dimana salah satu komponen pentingnya adalah guru, maka guru wajib terus belajar. Dengan memiliki kemampuan belajar guru dapat terus beradaptasi dengan kemajuan zaman. Kemajuan zaman yang ditandai dengan perubahan teknologi yang begitu cepat harus dapat dimanfaatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pengajarannya. Jika guru tidak belajar dan beradaptasi dengan kemajuan zaman maka tidaklah mengherankan apabila guru tertinggal dan usang. Guru tidak boleh merasa puas dengan apa yang dicapainya terutama kompetensi- kompetensi yang berkaitan dengan profesinya. Guru mesti mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memaksimalkan pengajaran bukan terlena apalagi merasa tidak perlu belajar.

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Pada kompetensi professional guru dituntut untuk terus meningkatkan kualitasnya dengan melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang tidak lain adalah belajar secara kontinyu. Dengan kata lain, belajar adalah syarat utama bagi guru untuk menjamin profesionalitasnya. Guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru sudah sewajarnya menampilkan diri sebagai sosok yang tak pernah berhenti belajar. Dengan begitu dia dapat menjadikan dirinya sebagai role model bagi peserta didik. Belajar dengan memberikan contoh yang nyata jauh lebih bermakna daripada sekedar mengumbar kata-kata hampa.

Kebanyakan guru-guru kita masih terjebak pada pandangan bahwa peserta didik adalah gelas kosong yang harus diisi dan dijejali oleh pengetahuan sampai penuh. Konsekuensinya, guru merasa sebagai pihak yang beruntung memiliki banyak pengetahuan dan merasa perlu untuk menuangkan pengetahuannya ke dalam otak peserta didik. Hal seperti ini biasanya ditampilkan guru dengan menceritakan kebiasaan dan kebutuhan belajarnya beberapa tahun silam kepada peserta didik. Dimana kebiasaan dan kebutuhan belajar yang dimaksud belum tentu relevan dengan kebutuhan dan perilaku belajar peserta didik masa kini. Alih- alih memberi inspirasi cerita- cerita semacam itu sebaliknya malah menjadi kata- kata tak bermakna.

Dalam hemat saya, kebiasaan dan perilaku belajar guru di masa lalu idealnya menjadi bahan refleksi. Bukan sebagai pedoman atau acuan bagi pengajaran yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik di zaman sekarang. Sebagai contoh, masih ada guru yang membanggakan kemampuan menghafal di zamannya sekolah dulu. Sementara, jika mengacu pada taksonomi bloom kemampuan mengingat dan menghafal itu berada pada level terendah atau C1. Yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya ialah menjawab tantangan yang akan dihadapi di masa depan. Sebab peserta didik yang sedang kita didik saat ini sedang berjalan menuju masa depan. Pertanyaannya, bagaimana kita mempersiapkan peserta didik untuk menyongsong masa depan?

Kita mengenal yang namanya keterampilan abad 21, dimana siswa memiliki kompetensi yang disebut dengan 4C yaitu Critical Thinking and Problem Solving( berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity(kreativitas), Communication Skills(kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively(kemampuan untuk bekerja sama). Jika murid saja dituntut untuk menguasai keterampilan seperti disebutkan di atas, maka kita sebagai guru pun harus lebih dahulu terampil. sehingga dapat memfasilitasi murid dalam belajar. Kembali kepada persoalan guru belajar, maka tidak ada alasan bagi guru untuk berhenti belajar. Belajar adalah spirit dalam mengajar. Akan lebih baik apabila guru mempedomani ungkapan “mengajar sambil belajar”.

Peserta didik mungkin saja dapat belajar tanpa kehadiran guru apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Ilmu pengetahuan baik teori maupun praksis mudah sekali diakses dari mana dan kapan saja. Keadaan ini perlahan-lahan mengeliminasi peran guru. Jangan sampai ke depan kita melihat guru semakin dipinggirkan dari pendidikan, jika guru tidak segera beradaptasi terhadap kemajuan zaman. Maka dari itu, langkah awal bagi guru yang dapat beradaptasi dengan kemajuan dan tuntutan zaman ialah kesediaannya untuk terus belajar. Guru tidak boleh menutup diri terhadap perkembangan dunia dewasa ini, sebaliknya harus aktif belajar dan membuka diri terhadap hal-hal baru.

Guru yang dapat bertahan di tengah arus kemajuan zaman ialah yang memiliki kesadaran diri. Sadar akan eksistensinya dan sadar akan kompetensinya. Sadar akan kompetensi mengandaikan guru berefleksi terhadap keberadaannya di tengah kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan yang begitu pesat. Kemudian sadar akan kompetensi mengandaikan guru yang terus menggali potensinya agar dapat memenuhi tuntutan profesi. Dengan kesadaran yang terjaga guru akan terus berefleksi dan memperbaharui diri. Bravo guru!

TUGAS INDIVIDU KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3   Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari mod...