Sabtu, 01 Mei 2021

Menjadi Guru Reflektif

Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional mudah diingat orang. Mudah diingat dalam bahasa Indonesia dialek Manggarai, Flores, NTT disebut "Luar kepala". Dari tahun ke tahun terus diperingati. Akan tetapi membicarakan pendidikan seringkali membuat "Pusing kepala". Apa pasal?


Beberapa waktu lalu, saya pernah menyimak konten YouTube bertemakan pendidikan. Selain menikmati ulasan content creator tentang pendidikan tersebut, saya lebih-lebih tertarik menelusuri kolom komentar. Di sana ada beragam komentar netizen. Semua tumpah tak terkecuali sumpah serapah. Di antara komentar-komentar itu ada pula pertanyaan yang menggugah, misalnya jika dibahasakan ulang akan berbunyi sebagai berikut. Apakah pendidikan bangsa kita bisa maju? Bagaimana membuat pendidikan bangsa kita sejajar dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura?

Pertanyaan- pertanyaan di atas tentu harus dimaknai secara positif. Artinya pertanyaan-pertanyaan itu lahir dari keprihatinan dan kepedulian terhadap kondisi kekinian pendidikan bangsa kita. Pertanyaan yang kritis akan menuntun kita menemukan jawaban yang logis.


Sesungguhnya, persoalan pendidikan itu sangat kompleks dan cukup sulit untuk disederhanakan karena melibatkan banyak unsur di dalamnya. Sebut saja misalnya kebijakan, kurikulum, fasilitas, masyarakat, guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri sebagai subyek. Cakupan bidang pendidikan ini terlalu luas, maka tulisan ini hanya berusaha melihat dari perspektif gurunya saja.


Menjadi Guru Reflektif

Guru merupakan salah satu faktor utama dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus membangkitkan minat dan daya kritis peserta didik. Merangsang keingintahuan peserta didik untuk menjadi bukan menjejali otak peserta didik dengan informasi usang yang kurang relevan dengan kehidupan peserta didik. Sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 "Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah". Secara sederhana dapat dikatakan, berhasil atau tidaknya pembelajaran sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana guru mengelolanya.


Karena demikian besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pembelajaran, maka guru haruslah seorang yang memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan metode pembelajaran serta karakteristik peserta didik, memiliki kepribadian yang unggul dan mantap, luwes dalam bergaul dan profesional dalam bekerja. Seperti amanat UU No 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 : " Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional".


Guru yang memiliki kepribadian yang unggul dan mantap, idealnya memiliki kebiasaan merefleksikan diri, memeriksa apa yang sudah dan belum diberikan kepada peserta didik. Mempertanyakan apa manfaat pembelajaran terhadap kebutuhan peserta didik untuk dapat hidup di masa depan. Selanjutnya, apa rencana untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada pembelajaran sebelumnya dan bagaimana tindak lanjut pembelajaran tersebut. Kemudian menguji kesungguhan semangat guru dalam melayani peserta didik.


Dengan kata lain, guru reflektif ialah guru yang berusaha merefleksikan diri secara terus menerus dengan bertanya ke dalam diri. Apakah sebagai guru saya sudah membimbing peserta didik mempersiapkan diri menghadapi kehidupan pasca sekolah. Bukan memberikan pelajaran sebagai rutinitas belaka. Sehingga menjadi beban secara berulang tanpa penghayatan.


Jika guru telah menjadikan kegiatan refleksi sebagai kebiasaan maka hal itu menjadi satu langkah konkret dalam mengupayakan kemajuan pendidikan bangsa kita. Tapi jangan menghayal bahwa dengan melakukan satu langkah konkret di atas pendidikan kita mutlak mengalami kemajuan atau minimal sejajar dengan negara tetangga.


Sekali lagi,  guru hanya salah satu unsurnya. Meskipun guru sudah mantap jika unsur lainnya masih belum mantap ya, pendidikan kita tidak akan kemana mana. Apalagi berharap untuk mengalami lompatan-lompatan yang jauh ke depan.  


6 komentar:

  1. Mantap Je, Guru profesional adalah guru yang mampu mendidik peserta didik menjadi generasi yang mampu bersaing dalam dunia yang semakin penuh tantangan. Guru yamg mampu mempersiapkan peserta didik dalam menggapai kehidupan yang dicita-citakan. Guru yang mampu membentuk peserta didik memiliki moral yang baik, Seorang pendidik haruslah memiliki prilaku yang baik yang mampu menjadi teladan yang patut diikuti oleh siswa.

    Semangat menulis Pak guru muda 👍
    GBu

    BalasHapus
  2. Mantap Je, Guru profesional adalah guru yang mampu mendidik peserta didik menjadi generasi yang mampu bersaing dalam dunia yang semakin penuh tantangan. Guru yamg mampu mempersiapkan peserta didik dalam menggapai kehidupan yang dicita-citakan. Guru yang mampu membentuk peserta didik memiliki moral yang baik, Seorang pendidik haruslah memiliki prilaku yang baik yang mampu menjadi teladan yang patut diikuti oleh siswa.

    Semangat menulis Pak guru muda 👍
    GBu

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Ya,luarbiasa sekali kawan seperjuangan.
      Ini adalah beberapa bagian dari pelaksanaan pendidikan kita saat ini yang carut marut yang membutuhkan sumbangsi yang konkrit untuk memperbaiki tatanan pendidikan saat ini dibutuhkan keberanian.dan salah satunya apa yang dilakukan sahabat saya ini merupakan satu langkah konkrit untuk memberikan pencerahan terhadap pelaku pendidikan terhadap sistem dan pola pikir yang salah ,untuk kemajuan pendidikan dan kepentinngan bersama.

      Hapus
    2. Terima kasih sahabat seperjuangan.

      Hapus

Formulir komentar

TUGAS INDIVIDU KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3   Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari mod...