Sabtu, 29 Oktober 2022

Pembelajaran Kolaboratif Jigsaw memanfaatkan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar terintegrasi Kearifan Lokal Betalau.

 

Pembelajaran Kolaboratif Jigsaw memanfaatkan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar terintegrasi Kearifan Lokal Betalau.

                                        oleh Yosep Adur, S.Pd

Link vlog Inovasi Pembelajaran https://www.youtube.com/watch?v=FHb8C9nVDuo&t=52s



 

Pasif, bosan, kurang termotivasi, tidak berani mengungkapkan pendapat dan takut salah merupakan sederet kendala yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran. Kendala demikian terjadi dalam pembelajaran bahasa Inggris. Upaya demi upaya dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala – kendala tersebut. Upaya menerapkan pendekatan hukuman dirasa kurang efektif dan tidak dapat diandalkan. Oleh sebab itu saya terdorong untuk menemukan jalan keluar.

Jalan keluar yang saya yakini dapat mengatasi kendala tersebut di atas ialah, penerapan model pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan dan membangkitkan semangat serta kepercayaan diri peserta didik. Setelah melakukan literasi dan mengkaji beberapa model pembelajaran, saya memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran jigsaw. Pembelajaran Kolaboratif Jigsaw dengan Memanfaatkan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar Terintegrasi Dengan Kearifan Lokal daerah kabupaten Melawi yaitu Betalau.

Betalau adalah bahasa daerah Melawi yang secara literal dapat diterjemahkan dengan saling menolong. Prinsip kearifan lokal ini sejalan dengan semangat pembelajaran kolaboratif. Dimana peserta didik melihat peserta didik lainnya sebagai sesama. Perasaan sama ini diyakini dapat mendorong terjadinya saling menolong dalam belajar. Dengan saling menolong takkan ada seorang pun peserta didik yang dibiarkan tertinggal.

Pada praktik baik ini, saya menerapkan sintaks model Pembelajaran Jigsaw. Pada prinsipnya, model pembelajaran ini mengelompokkan peserta didik dalam kelompok – kelompok kecil. Untuk selanjutnya memberikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Pembelajaran saya bagi menjadi tiga bagian besar yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Pada kegiatan pendahuluan saya memasuki kelas sambil mengucapkan salam. Kemudian saya menyampaikan apersepsi, mengaitkan materi teks prosedur dengan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, menyampaikan tujuan mempelajari teks prosedur. Lalu, memberikan gambaran secara keseluruhan dan jelas mengenai jalannya pembelajaran menerapkan model pembelajaran Jigsaw dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar terintegrasi kearifan lokal Betalau. Terakhir, membentuk kelompok – kelompok belajar yang diberi nama dengan Betalau. Pemberian nama kelompok ini supaya membiasakan peserta didik bahwa belajar bukan semata – mata tentang kompetisi. Tetapi juga tentang bagaimana bekerja sama dengan orang lain.

Pada bagian inti, peserta didik mendiskusikan materi yang terdapat di fitur sumber belajar portal Rumah Belajar. Sebelum itu, saya membagikan link materi melalui whatsapp peserta didik. Kesempatan ini dioptimalkan agar tercipta suasana aktif. Semua anggota kelompok terlibat dalam diskusi dan bertukar pendapat. Selanjutnya, tiap – tiap kelompok mengutus seorang dari mereka yang dianggap ahli. Untuk membentuk satu kelompok baru yang dinamakan kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, utusan dari tiap – tiap kelompok berdiskusi dan mengintegrasikan sub – sub materi menjadi sesuatu yang utuh. Setelah itu, para utusan yang dianggap ahli tersebut kembali ke kelompok asalnya dan memaparkan hasil diskusi dari kelompok ahli. Diakhiri dengan presentasi dari tiap – tiap kelompok yang dilakukan secara bergilir.

Pada bagian penutup, saya memberikan tanggapan atas diskusi yang telah dilakukan. Memberikan pencerahan agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi soal materi diskusi. Kemudian, saya memberikan tugas individu terkait materi yang ada di Lembar Kerja Peserta Didik dan asesmen yang terdapat di Platform Merdeka Mengajar. Asesmennya saya download terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada peserta didik.

Pasca pembelajaran saya juga melakukan evaluasi terhadap jalannya pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan ini mampu mengaktifkan peserta didik hal itu dapat dilihat dari interaksi yang dilakukan. Mereka juga terlihat antusias dalam mengikuti setiap tahapan dalam pembelajaran. Namun demikian, betapapun baiknya suatu model pembelajaran tetap saja memiliki kekurangan. Baik kekurangan teknis maupun non teknis karena pembelajaran yang saya lakukan ini berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Untuk kekurangan teknis misalnya, tidak semua peserta didik memiliki android dan sebagian tidak memiliki paket internet. Kemudian untuk kekurangan di bidang non teknis misalnya, diskusi yang terjadi belum maksimal karena keterbatasan pengetahuan peserta didik.


Komponen-Komponen Dalam Praktik Baik

Ada tiga komponen dalam pembelajaran pada praktik baik ini yaitu, penerapan model pembelajaran Jigsaw, Pemanfaatan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar dan Kearifan Lokal. Ketiga komponen ini saling berkaitan dan berpadu sehingga membentuk pembelajaran yang variatif, inovatif dan mengandung budaya positif.

1.     Model Pembelajaran Jigsaw

Menurut Putra (2014 ) dalam buku Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif,  “Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, murid belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok”. Model Pembelajaran Jigsaw merupakan pembelajaran yang mengelompokkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga mereka dapat belajar dan menjalin kerja sama dengan peserta didik lainnya dalam kelompok.

 

2.     Pemanfaatan Portal Rumah Belajar & Platform Merdeka Mengajar

Pada praktik baik ini juga saya memanfaatkan sumber belajar dari portal Rumah Belajar yaitu materi Procedure Text, https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/. Asesmen murid yang terdapat di Platform Merdeka Mengajar https://guru.kemdikbud.go.id/assessment/packets/zQM9LEm0Kn.

 

3.     Kearifan Lokal

Dilansir dari https://www.detik.com/edu/ kearifan lokal adalah pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Pengetahuan ini untuk menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka. Dalam praktik baik ini saya mengintegrasikan kearifan lokal masyarakat kabupaten Melawi yaitu Betalau (Saling menolong) ke dalam pembelajaran.

 

Referensi

 

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5882577/apa-arti-kearifan-lokal-ini-pengertian-dan-contohnya.

https://www.google.co.id/books/edition/Penerapan_Model_Pembelajaran_Kooperatif/

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/

https://guru.kemdikbud.go.id/assessment/packets/zQM9LEm0Kn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir komentar

TUGAS INDIVIDU KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3   Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari mod...