Kesimpulan
dan Refleksi atas pembelajaran modul 1.1
Sebelum
mengenali modul ini saya beranggapan bahwa sayalah yang memegang kendali
terhadap pertumbuhan anak didik saya. Saya salah seorang yang menganut
keyakinan bahwa anak didik itu seperti kertas putih bersih tugas sayalah untuk
menulisinya dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang saya anggap baik.
Sebagaimana teori pendidikan yang berkembang dalam lingkungan saya. Teori ini
disebut dengan ‘tabula rasa’. Anggapan ini dimanifestasikan dalam keinginan
untuk menjadikan semua anak pintar dalam semua bidang. Saya merasa yakin bahwa
saya dapat membentuk anak menjadi pandai pada mata pelajaran yang saya ampu. Sehingga
ketika anak belum mencapai kriteria ketuntasan minimal maka itu merupakan kelemahan
anak didik. Anggapan ini membuat saya terjebak dalam tekanan dan bayang-bayang
kegagalan terus menerus. Saya merasa belum puas ketika mendapati anak didik
yang kesulitan untuk aktif berbicara bahasa Inggris atau minimal aktif dalam
pembelajaran. Dampaknya ialah saya cenderung kurang gembira.
Pengenalan
terhadap dasar- dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara membantu memperbaiki
mispersepsi terhadap pendidikan yang saya yakini selama ini. Pemahaman terhadap
dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara telah menerangi kegelapan dalam ruang
anggapan saya mengenai pendidikan. Kemudian mendorong timbulnya pengenalan
terhadap diri sendiri dan anak didik, membuka wawasan, memperdalam pemahaman
dan menimbulkan kesadaran yang baru. Setelah membaca dan mendalami modul ini
saya menyadari bahwa anggapan saya sebelumnya kurang tepat sebab anak terlahir
dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Sebagaimana Convergenthie theorie dalam
dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa anak terlahir
seperti kertas yang telah ditulis sepenuhnya namun masih samar-samar, pendidikan
berkuasa mempertebal yang masih samar-samar dan yang berisi baik. Segala
tulisan yang berarti jahat hendaknya dibiarkan agar tidak menjadi tebal. Dianalogikan
pula bahwa pendidik itu ibarat petani. Petani itu dapat menanam benih padi,
merawat dan mengairinya dan membersihkan dari ilalang dan rumput liar, namun
tidak dapat mengubah kodrat padi tersebut. Demikian pula dengan pendidik, dia
hanya menuntun tumbuh dan berkembangnya kekuatan yang ada pada anak didik agar
dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Dengan kata lain, pendidik hanya
dapat memperbaiki laku anak didik bukan dasar atau apa yang menjadi kodratnya.
Menuntun
anak didik perlu memperhatikan kondisi alam sekitar tempat ia tumbuh dan
berkembang atau kodrat alam dan waktu atau masa ia tumbuh dan berkembang atau
kodrat zaman. Di samping itu memperkuat karakter anak didik berdasarkan konteks
sosio kultural di tempatnya berasal. Seperti dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara
bahwa pendidikan menjadi tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Contoh,
sebagai anak didik yang tumbuh dan berkembang di wilayah pedesaan dengan budaya
gotong royong yang kuat dibiasakan untuk melakukan kegiatan gotong royong
seperti kerja bakti secara rutin dan konsisten. Akhirnya, pengenalan akan
dasar- dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengantar saya pada kesadaran untuk
berubah. Berubah dari meyakini pengaruh pendidikan seperti “tabula rasa’
menjadi convergenthie theorie atau meyakini bahwa pengaruh pendidikan mempertebal
tulisan yang masih samar-samar dan berisi baik.
Kesadaran
dan cara pandang yang baru mengenai pendidikan dapat segera saya upayakan di
kelas dengan memulai kebiasaan baru untuk melakukan refleksi. Mengajak anak
didik mengenali diri mereka sendiri. Menyadari apa yang dipikirkan atau apa
yang dirasakan. Mengamati dan menganalisis kebutuhan belajar anak didik. Dengan
menemukan kebutuhan belajar anak didik saya dapat menentukan apa yang perlu
dilakukan untuk melayani mereka. Saya akan masuk ke dalam kelas dengan mindset
yang tepat bahwa anak didik merupakan pembelajar yang potensial dengan kekuatan
lahir dan batin yang beraneka ragam. Di samping itu, membangun kolaborasi dengan
warga sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Formulir komentar