Analisis
hasil wawancara para Kepala Sekolah
Tugas Demonstrasi Kontekstual modul 3.1 Pengambilan Keputusan berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala SMPN 6 Satap Tanah Pinoh Barat ibu Eni Purwaningsih, S.Pd dan Kepala
SMPN 4 Nanga Pinoh bapak Wendelinus Woge, S.Pd saya mendapatkan informasi
berharga mengenai praktik pengambilan keputusan yang selama ini dilakukan di
sekolah. Informasi yang saya himpun berkaitan dengan tiga unsur dasar
pengambilan keputusan, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip
pengambilan dan sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Pertama
berkaitan dengan tiga unsur dasar, dalam pengambilan keputusan kepala sekolah
telah mempertimbangkan ketiga unsur dasar pengambilan keputusan terutama murid
dan nilai-nilai yang baik. Kedua berhubungan dengan empat paradigma,
kepala sekolah menyadari bahwa kasus yang mereka alami mempertentangkan dua hal
yang sama-sama secara moral benar. Untuk membantu pengambilan keputusan dalam
situasi demikian, kepala sekolah mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Ketiga
berkenaan dengan tiga prinsip pengambilan keputusan, kepala sekolah menerapkan
ketiganya baik secara kombinasi maupun tidak, disesuaikan dengan situasi kasus.
Misalnya kombinasi antara prinsip berpikir berbasis aturan (rule based
thinking) dan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking).
Kepala sekolah mengacu pada kebijakan sekolah yang telah disepakati bersama dan
mempertimbangkan hasil akhir atau dampak bagi semua pihak. Dalam hal ini dampak
yang paling kecil dengan manfaat paling besar yang diambil. Selain itu, para kepala sekolah menerapkan
prinsip pengambilan keputusan berbasis rasa peduli (care based thinking). Di
sini pengambilan keputusan didorong oleh rasa peduli dan keberpihakan pada
murid. Keempat berkaitan dengan 9 langkah pengujian dan pengambilan
keputusan, kepala sekolah memiliki mekanisme sendiri yang biasa digunakan dalam
menguji kasus-kasus yang dihadapi sebelum mengambil keputusan. Mekanisme
tersebut di antaranya ialah mengidentifikasi situasi, mempertimbangkan masukan
dari berbagai pihak dan penyesuaian terhadap konteks lokal.
Yang unik dalam wawancara tersebut
ialah kepala sekolah tidak menyebutkan secara lengkap istilah nilai-nilai
kebajikan universal tetapi menyebutnya dengan nilai saja. Meskipun yang mereka
maksud ialah nilai-nilai kebajikan universal. Kemudian yang berbeda dalam
penerapan tiga unsur dasar dalam pengambilan keputusan ialah mengenai
pertanggungjawaban atas konsekuensi yang timbul, kepala sekolah merasa yakin
bahwa konsekuensi dapat dipertanggungjawabkan secara bersama-sama. Karena dalam
tahapan pra keputusan telah melibatkan berbagai pihak dengan melakukan
kolaborasi. Di sini kepala sekolah berupaya mengurangi beban tanggung jawab
seorang diri sebagai pemimpin dengan membagi tanggung jawab bersama pihak
terkait lainnya.
Dalam wawancara tersebut, saya
menemukan bahwa kepala sekolah memahami bahwa dalam dilema etika ada
pertentangan nilai-nilai yang secara moral sama-sama benar. Namun perlu
keberanian dan pertimbangan komprehensif untuk menetapkan satu dari keduanya
sebagai keputusan. Pada umumnya pengambilan keputusan didasarkan pada unsur
yang dominan yaitu prioritas murid dan nilai-nilai yang baik. Pengambilan
keputusan mengacu pada kebijakan sekolah yang telah disepakati oleh seluruh
warga sekolah, mempertimbangkan hasil akhir dan didorong oleh rasa peduli. Ada
langkah-langkah yang dilakukan sebelum mengambil keputusan seperti
mengidentifikasi situasi, mempertimbangkan masukan dan konteks lokal. Setiap
keputusan yang diambil memprioritaskan kebutuhan murid. Tantangan yang dialami dalam
pengambilan keputusan ialah tanggapan yang seringkali menimbulkan rasa tidak
nyaman. Saya menemukan juga bahwa pertimbangan dalam praktik pengambilan
keputusan yang dominan dianggap paling penting oleh kepala sekolah ialah
bermanfaat bagi banyak orang dan mengacu pada aturan serta mementingkan
kebutuhan murid.
Dari wawancara yang telah dilakukan
saya dapat menyimpulkan bahwa seorang Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat
strategis sebagai seorang pemimpin. Untuk dapat melaksanakan peran itu, kepala
sekolah perlu memahami etika dan memiliki kepekaan terhadap nilai etika dalam
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan aturan, memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap proses tumbuh kembang murid dan kolaborasi yang baik. Karena
keputusan yang diambil oleh kepala sekolah mempengaruhi tumbuh kembang murid, kualitas
dan citra sekolah. Secara luas keputuan yang sama dapat berkontribusi terhadap
kualitas pendidikan.
Pada prinsipnya melalui wawancara
tersebut, diketahui bahwa kepala sekolah telah berusaha untuk mendasari praktik
pengambilan keputusannya pada kebutuhan murid dan nilai-nilai yang baik serta
mempertanggungjawabkan keputusannya secara bersama-sama dengan pihak terkait
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Formulir komentar