Kamis, 08 Agustus 2024

 

Analisis hasil wawancara para Kepala Sekolah

Tugas Demonstrasi Kontekstual modul 3.1 Pengambilan Keputusan berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala SMPN 6 Satap Tanah Pinoh Barat ibu Eni Purwaningsih, S.Pd dan Kepala SMPN 4 Nanga Pinoh bapak Wendelinus Woge, S.Pd saya mendapatkan informasi berharga mengenai praktik pengambilan keputusan yang selama ini dilakukan di sekolah. Informasi yang saya himpun berkaitan dengan tiga unsur dasar pengambilan keputusan, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan dan sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Pertama berkaitan dengan tiga unsur dasar, dalam pengambilan keputusan kepala sekolah telah mempertimbangkan ketiga unsur dasar pengambilan keputusan terutama murid dan nilai-nilai yang baik. Kedua berhubungan dengan empat paradigma, kepala sekolah menyadari bahwa kasus yang mereka alami mempertentangkan dua hal yang sama-sama secara moral benar. Untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi demikian, kepala sekolah mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Ketiga berkenaan dengan tiga prinsip pengambilan keputusan, kepala sekolah menerapkan ketiganya baik secara kombinasi maupun tidak, disesuaikan dengan situasi kasus. Misalnya kombinasi antara prinsip berpikir berbasis aturan (rule based thinking) dan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking). Kepala sekolah mengacu pada kebijakan sekolah yang telah disepakati bersama dan mempertimbangkan hasil akhir atau dampak bagi semua pihak. Dalam hal ini dampak yang paling kecil dengan manfaat paling besar yang diambil.  Selain itu, para kepala sekolah menerapkan prinsip pengambilan keputusan berbasis rasa peduli (care based thinking). Di sini pengambilan keputusan didorong oleh rasa peduli dan keberpihakan pada murid. Keempat berkaitan dengan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, kepala sekolah memiliki mekanisme sendiri yang biasa digunakan dalam menguji kasus-kasus yang dihadapi sebelum mengambil keputusan. Mekanisme tersebut di antaranya ialah mengidentifikasi situasi, mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak dan penyesuaian terhadap konteks lokal.

Yang unik dalam wawancara tersebut ialah kepala sekolah tidak menyebutkan secara lengkap istilah nilai-nilai kebajikan universal tetapi menyebutnya dengan nilai saja. Meskipun yang mereka maksud ialah nilai-nilai kebajikan universal. Kemudian yang berbeda dalam penerapan tiga unsur dasar dalam pengambilan keputusan ialah mengenai pertanggungjawaban atas konsekuensi yang timbul, kepala sekolah merasa yakin bahwa konsekuensi dapat dipertanggungjawabkan secara bersama-sama. Karena dalam tahapan pra keputusan telah melibatkan berbagai pihak dengan melakukan kolaborasi. Di sini kepala sekolah berupaya mengurangi beban tanggung jawab seorang diri sebagai pemimpin dengan membagi tanggung jawab bersama pihak terkait lainnya.

Dalam wawancara tersebut, saya menemukan bahwa kepala sekolah memahami bahwa dalam dilema etika ada pertentangan nilai-nilai yang secara moral sama-sama benar. Namun perlu keberanian dan pertimbangan komprehensif untuk menetapkan satu dari keduanya sebagai keputusan. Pada umumnya pengambilan keputusan didasarkan pada unsur yang dominan yaitu prioritas murid dan nilai-nilai yang baik. Pengambilan keputusan mengacu pada kebijakan sekolah yang telah disepakati oleh seluruh warga sekolah, mempertimbangkan hasil akhir dan didorong oleh rasa peduli. Ada langkah-langkah yang dilakukan sebelum mengambil keputusan seperti mengidentifikasi situasi, mempertimbangkan masukan dan konteks lokal. Setiap keputusan yang diambil memprioritaskan kebutuhan murid. Tantangan yang dialami dalam pengambilan keputusan ialah tanggapan yang seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman. Saya menemukan juga bahwa pertimbangan dalam praktik pengambilan keputusan yang dominan dianggap paling penting oleh kepala sekolah ialah bermanfaat bagi banyak orang dan mengacu pada aturan serta mementingkan kebutuhan murid.

Dari wawancara yang telah dilakukan saya dapat menyimpulkan bahwa seorang Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat strategis sebagai seorang pemimpin. Untuk dapat melaksanakan peran itu, kepala sekolah perlu memahami etika dan memiliki kepekaan terhadap nilai etika dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan aturan, memiliki kepedulian yang tinggi terhadap proses tumbuh kembang murid dan kolaborasi yang baik. Karena keputusan yang diambil oleh kepala sekolah mempengaruhi tumbuh kembang murid, kualitas dan citra sekolah. Secara luas keputuan yang sama dapat berkontribusi terhadap kualitas pendidikan.

Pada prinsipnya melalui wawancara tersebut, diketahui bahwa kepala sekolah telah berusaha untuk mendasari praktik pengambilan keputusannya pada kebutuhan murid dan nilai-nilai yang baik serta mempertanggungjawabkan keputusannya secara bersama-sama dengan pihak terkait lainnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir komentar

TUGAS INDIVIDU KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3   Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari mod...