KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.2 PEMIMPIN SEBAGAI PENGELOLA SUMBER DAYA
Pemimpin
pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mengadopsi
kerangka berpikir inkuiri apresiatif dalam memimpin pengembangan sekolah
melalui pemanfaatan aset yang telah dimiliki oleh sekolah secara optimal dengan
pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. Untuk pengimplementasian di
kelas misalnya dengan memetakan kekuatan yang ada pada murid melalui asesmen
awal, kondisi ruangan kelas, strategi dan metode pembelajaran yang sesuai
kebutuhan murid serta refleksi bermakna agar memfasilitasi murid untuk belajar
dengan baik, untuk di sekolah membangun sinergitas dengan rekan sejawat dan
kepala sekolah, di masyarakat melakukan pemberdayaan dan pelibatan semua aset
yang ada dengan berkolaborasi dengan semua pihak untuk mendorong terwujudnya
wellbeing dalam ekosistem pendidikan di sekolah.
Pengelolaan
sumber daya yang tepat tentu akan sangat membantu proses pembelajaran murid di
kelas. Misalnya sekolah yang berada di dekat lokasi perusahaan, akan sangat
membantu murid belajar tentang dunia kerja. Selain itu, yang berada di lokasi
pertanian warga, akan membantu murid belajar mengenai pertanian secara
langsung. Di sini lingkungan alam telah menjadi aset yang mendukung
pembelajaran bagi murid. Sekolah yang berada di kampung dengan adat tertentu,
akan membantu murid belajar tentang norma adat. Begitu juga dengan aset-aset
lainnya.
Materi
pada modul ini menurut saya sangat berkaitan erat dengan modul 1.2 tentang
nilai dan peran guru penggerak. Salah satu peran guru penggerak ialah menjadi
pemimpin pembelajaran, dalam hal ini seorang pemimpin pembelajaran perlu
mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya untuk mendukung dan mewujudkan pembelajaran
yang berkualitas. Kemudia materi pemimpin sebagai pengelola sumber daya juga
memiliki kaitan erat dengan modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis
nilai kebajikan sebagai pemimpin. Pengelolaan sumber daya yang ada membutuhkan
keterampilan pengambilan keputusan sehingga sumber daya yang ada dapat
dioptimalkan untuk kualitas pembelajaran bagi murid. Tak hanya itu, materi pemimpin
sebagai pengelola sumber daya juga berkaitan dengan modul 1.3 yaitu visi guru
penggerak dimana pengelolaan sumber daya dilakukan secara efektif dengan pola
pikir inkuiri apresiatif atau yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dengan
istilah tahapan BAGJA. Menjadi referensi
dalam mengidentifikasi dan memanfaatkan aset untuk kebutuhan pembelajaran. Hal
ini sejalan dengan protap triloka Ki Hadjar Dewantara terutama Ing Madya Mangun
karsa atau di tengah memberdayakan sumber daya yang ada untuk mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas.
Sebelum
mempelajari modul pemimpin sebagai pengelola sumber daya saya tidak pernah berpikir
bahwa aset-aset sekolah seluas yang dibahas dalam modul ini. Yang saya pahami
hanyalah aset manusia, agama dan budaya, fisik dan finansial. Saya juga belum
memiliki konsep yang jelas bahwa aset-aset itu dapat menjadi pendukung
terlaksananya pembelajaran di sekolah. Namun setelah mendalami modul ini saya
terkejut ternyata sumber daya yang tersedia sangat melimpah. Tinggal saja,
kolaborasi, keterbukaan, dan keluwesan seorang pemimpin untuk mengoptimalkan
sumber daya itu secara bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi murid. Dalam modul ini juga pemahaman tentang inkuiri
apresiatif diperkuat melalui analisis terhadap video praktik baik penerapan
inkuiri apresiatif di dalam kelas. Pola pikir inkuiri apresiatif diperlukan
dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Dengan mempelajari dan
mendalami modul ini, saya merasa yakin bahwa untuk mengembangkan sekolah
dibutuhkan kebulatan hati untuk menerapkan pola pikir inkuiri apreiatif dengan
pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset(PKBA). Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Formulir komentar